Halaman

Selasa, 08 Juni 2010

Titik balik kebangkitan underbone indonesia.

2010-04-30 20:33:44

4448asian-road-race-underbone-5.jpgSepertinya Underbone 115 cc di Petronas Asian Grand Prix (PAGP), jadi kelas andalan Indonesia. Tahun lalu, juara umum dari enam seri 115 cc direbut Md. Afendi Rosli, Malaysia. Hasil akhir kemari, podium 1 sampai 3 kategori ini dari dua race dikangkangi pembalap Indonesia.

“Peserta tambah banyak. Dari Thailand juga lebih serius. Teknologi pun sudah merata,” ujar Ron Hogg, Direktur Two Wheels Motor Racing, Sdn, Bhd, Malaysia, yang jadi promotor tunggal PAGP lebih dari 10 tahun.

Kebangkitan Indonesia motor paling banyak di Asia Tenggara sudah kelihatan. Hadi Wijaya pecahkan catatan waktu tercepat di Sepang. Best time Hadi bergabung di Kawasaki NHK MTR Manual Tech Racing di babak QTT 1 menit 2 detik 465. Lebih cepat 0,05 detik dibanding catatan waktu Ahmad Fazli Sham pada musim kompetisi 2007.4449asia-[ronhoog]-niko-1.jpg

Saat balapan, Hadi membukukan waktu tercepat 0,01 detik dibanding time yang diraih Fazli. Memang, pas balapan rider dari Pontianak ini masuk di barisan tengah hampir 11 lap dari 14 lap. "Memang begitu gayanya. Enggak perlu ke depan dari awal, karena sudah tahu kemampuan mesin," beber Ibnu Sambodo, pemilik dan kepala mekanik Kawasaki NHK MTR Manual Tech, Jogja itu.

Kondisi basah disiram hujan deras menjelang race dua Underbone 115 cc, tetap pembalap Indonesia dominan. Memang, beberapa pembalap sulit untuk melintas dengan cepat karena di beberapa tikungan tergenang. Hingga akhirnya Hokky Krisdianto podium tertinggi saat bermain di lintasan basah.

"Indonesia kembali lagi, meski teknologi bebek 4-tak tetap Indonesia yang paling advance," ujar Yo Yok Pang, pemilik tim Motul Yamaha YY Pang, Malaysia. Mr. Pang, panggilan akrab Yo Yok Pang, yang knalpotnya sempat tenar di era 2-tak dengan merek YY Pang.

Kebangkitan prestasi juga diakui kelas pembalap Indonesia. Buktinya Rafid Topan, Jakarta, resmi dikontrak Yamaha CKJ, Trengganu, Malaysia, untuk mengikuti semua seri ARRC 2010.

Jejak Rafid Topan mengingat pembalap Indonesia yang dikontrak tim luar negeri seperti Kerry 'Bob' Hutama dan Hendriansyah. "Saya pilih dia karena muda. Prestasi di Indonesia pun bagus. Tahun ini penyesuaian. Tahun depan Topan bisa kami kontrak lagi kalau prestasinya bagus di ARRC 2010," ujar H. Jonaidi, pemilik tim Yamaha CKJ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar