Halaman

Senin, 07 Juni 2010

Reset terhalang jarak


Hampir di setiap semua gelaran drag bike, catatan waktu dianggap paling sakral. Dari angka yang tampak kadang bikin senang, kecewa bahkan bisa rusuh jika hasilnya tidak sesuai harapan. Itu sebabnya tim-tim drag bike berlomba mengasah tunggangannya. Riset sana-sini untuk mempertajam, agar catatan waktu pecah.

Seperti event Day Battle IPMJ Enduro Racing Drag Bike 201 M Championship 2010 (DBIERDC) putaran ke-3 (29-30/5) kemarin. Kelas Matik s/d 350 cc khusus untuk seri ini, catatan waktu terkecil kembali terukir. Kalau seri awal dan kedua masih di angka 7,771 detik ke atas. Sekarang diperkecil jadi 7,754 detik oleh Amir Ceria, joki dari tim Yong Motor Jakarta.

Memang sih time-nya masih selisih 0,1 detik (7,6 gede) dari event lain yang pernah digelar seperti di Jogja. “Kebetulan sebelum itu, di Jakarta, motor matik saya catatan waktunya masih yang terbaik 7,7 kecil,” ujar Arief dari tim YSS RFT Ardians Riftech Jakarta.

Tajamnya catatan waktu, tidak lepas dari penyelengara yang peduli keinginan pembalap. Kemasan apik, time kepper akurat dan pengereman aman, bakal dimaksimalkan joki saat bertanding.

Makin kencang, sirkuit harus ideal. “Motor bisa digeber maksimal dan mekanik terus meriset mesin, sasis dan kaki-kaki,” jelas Helmy Sungkar dari Trendypromo Mandira, EO DBIERDC yang menambah jarak pengereman 18 meter dari 150 meter dari yang ada.

Daryanto, mekanik tim Dumasari Fourteen mengaku, seri ini banyak perubahan. Terutama lebar dan panjang pengereman. Sehingga risetnya seputar ruang bakar dan kem lebih maksimal.

Seting ruang bakar, terutama kompresi sulit bila trek berubah. “Joki komplain lantaran motor terasa liar,” tutur mekanik yang mempercayakan motornya kepada Ntong Doy yang cuma masuk urutan ke-4 kelas paling bergengsi matik.

Begitupun Dwi Sukamto alias Dwek mekanik tim ARS Motor dari Semarang. Dituturkannya, kalau jarak pengereman lebih panjang memungkinkan mekanik serius meriset motor. Terutama komponen seputar CVT yang dianggap berandil dalam menentukan perfoma.

Kalau jarak pengereman pendek, riset masih cari torsi dan power bawah. “Jarak jauh dan joki bisa ngegas, modif bukan cuma mesin tapi juga komponen pemindah daya. Seperti puli atau girboks,” lanjut Dwek yang mengantarkan Dwi Batank juara ke-2 kelas Matik s/d 350 cc.

Yang dilakukan Yong Mustofa mekanik tim Yong Motor, Jakarta lain. Mekanik Amir Ceria ini belum melakukan riset. Katanya masih yakin dengan mesin sekarang. “Jarak pengereman dua kali jarak dipakai. Baru kita bisa memaksimalkan mesin. Kan kasihan sama joki. Bisa ngegas tapi nggak bisa ngerem,” imbuh Yong.

Lanjut Yong, di event ini sebenarnya semua motor bisa pecahkan rekor termasuk matik. Jadi kendala, aspal yang dipakai balap ini untuk drifting. Aspal tipe ini sangat licin buat ban motor drag. “Joki enggak berani buka power gede," beber M. Chabix joki tim Super Sotoy Family asal Tangerang yang cuma posisi ke-3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar