Halaman

Senin, 26 Oktober 2009

Misteri Pasar Senggol



319901-smash-ahrs-ajie.jpgSetingan mesin di MotoPrix yang menggunakan trek pasar senggol butuh power di putaran yang lebih rendah. Biar nggak kedodoran di trek lurus dan enteng diajak rolling speed di chamber high speed.

Torsi juga musti besar namun letaknya di rpm yang lebih rendah untuk pancing akselerasi. Agar mudah keluar-masuk tikungan. Begitupun power band juga harus berada di rentang rpm lebar.
320002-smash-ahrs-axl.jpg
Seperti setingan pada mesin Suzuki Smash geberan Rijaludin Sidqi alias Qiqi. Dikerjakan Hasyim Sonedi, mekanik Suzuki AHRS IRC U Mild, Jakarta. "Karena trek pendek dan tikungan variatif khas pasar senggol, coba cari peak power dan torsi maksimal sebelum rpm 10 ribu," terangnya.

Dari data dyno, Smash geberan Qiqi ini raih 20 HP di 10.000 rpm. Sementara torsinya mencapai 12 Nm pada 9.000 rpm. Pada 8.000 rpm, torsi dan power juga relatif tinggi. Itu menunjukkan power band juga bagus. Tapi ngomong-ngomong, tinggi amat ya powernya?

"Salah satu pendukungnya dihasilkan lewat modifikasi kem yang agak beda dengan setingan sirkuit permanen yang biasa untuk Wahyu Widodo dan M. Fadli. Khusus untuk pasar senggol, coba lebih rendah durasinya," terang cowok berkumis tipis ini.

Dilihat dari angka durasi kem, memang tidak terlalu tinggi, cuma 250 derajat. Biasanya, Hasyim terapkan durasi sampai 270 derajat. "Saya fokus mengejar putaran bawah dan tengah. Makanya sudut LSA tidak terlalu kecil. Sehingga tenaga maksimal meskipun tidak terlalu tinggi tapi dicapai pada rpm yang lebih rendah," alasan Hasyim.

Selain kem, penunjang setingan juga dirajut dari karbu dan pengapian. Karburator Mikuni Sudco 24 dipatok pilot-jet 32,5 dan main-jet 175, serta air jet 0,8. "Biasanya, air jet standarnya 0,5. Spuyer paling gede 160. Nah, dengan air jet 0,8, spuyer bisa pake 175 sampai 180," tambah Kuro, asisten Hasyim yang berambut keriting itu.

320103-smash-ahrs-axl.jpgSementara pengapian Vortex, dipatok timing tertingginya di 32 derajat pada 10 ribu rpm dan terendah 28 derajat pada 14 ribu rpm. "Dengan magnet YZ125, torsi lebih mudah dicapai pada rpm yang lebih rendah," tambahnya.

Pe-er lanjut Hasyim bergerak pada transfer tenaga. Kita tahu, tenaga maksimal akan efektif kalau perpindahan antar gigi bisa saling menyambung dan enggak bikin tenaga drop. "Menyesuaikan karakter Qiqi yang halus di tikungan bergaya rolling speed. Tapi, saat putar balik harus langsung ngisi tenaganya. Diolah dengan setingan rasio," tambah cowok ganteng asli Solo ini.

Menyesuaikan karakter sirkuit di Mandala Krida pada MP seri 3, rasio dipatok I = 13/30, II = 16/28, III = 17/23, IV= 19/21. "Untuk final gear pakai 13.42. Terbukti, Qiqi tampak enak melesat. Termasuk pada saat putar balik," girangnya.

Lebih girang lagi, terbukti anak buah Asep Hendro itu bisa raih pole position di MP1. Sayang, pas balap, ada sedikit kendala pada Qiqi dan agak tercecer. Tapi, untuk wakil Suzuki, cuma doi yang masuk 5 besar total race.

Ok deh. Setidaknya masih bisa menunjukkan kalau Suzuki Smash garapan AHRS ini masih bertaji di arena MP region Jawa. Juga bisa buat modal bagus di sisa satu seri lagi untuk perbaiki posisi di klasemen MP region Jawa.

DESAIN BARU F4 AHRS
320204-smash-ahrs-axl.jpg
Salah satu pendukung melejitnya Sidqi di sesi kualifikasi saat MP di Jogja kemarin, adalah aplikasi knalpot baru AHRS yang punya desain baru.

"Seperti di beberapa knalpot SE, seri F4 terbaru dilengkapi desain Megaboom. Yaitu ada diameter yang lebih gede pada pipa knalpot," terang Kuro.

Pipa asli ditutup dengan pipa tambahan. Di dalamnya ada luban. "Fungsinya, saat putaran bawah, tendangan balik tetap bagus. Sementara saat putaran atas, bisa memanfaatkan diameter yang lebih besar itu mendukung turbulensi," tambah mekanik yang punya senyum khas ini.

Diameter asli dari pipa sekitar 24 mm. "Tapi tempelan pipa yang lebih gede itu mencapai 26 mm lebih. Selain terbukti mendukung putaran bawah dan atas bagus, data di dynotest juga membuktikan HP bertambah," cocor Hasyim Sonedi yang terkenal ramah dan murahh senyum itu.

Pengetesan juga dilakukan pada knalpot biasa dan juga pada model baru ini. Setelah pakai saluran buang baru ini, memang terbukti ada selisih 0,7 HP. Angka segitu, lumayan lho! Riset untuk nyari tambahan segitu lumtyan rumit, lho. “Beberapa tim yang coba pake knalpot model ini juga mengaku ada perubahan lumayan bagus,” yakin Hasyim seperti pedagang knalpot yang siap diserbu pembeli.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : IRC Razzo 90/80-17
Ban belakang : IRC Razo 90/80-17
Magnet : Yamaha YZ125
Klep : Honda Sonic
Sok : Daytona
Gas spontan : Daytona

Tidak ada komentar:

Posting Komentar